Logika seringkali didefinisikan
sebagai ilmu untuk berpikir dan menalar (sehingga didapatkan kesimpulan yang
absah). Ditinjau dari perkembangannya, logika merupakan salah satu cabang
filsafat yang mempelajari aturan-aturan cara menalar yang benar. Logika membantu
mengatur pemikiran kita, untuk memisahkan hal yang benar dari yang salah.
Pengetahuan tentang bagaimana menggunakan logika dapat membantu kita
menghindari salah penafsiran, dan meningkatkan keahlian kita dalam berpikir
analitis.
Belajar logika dapat meningkatkan kemampuan menalar kita, karena dengan
belajar logika:
- Kita
mengenali dan menggunakan bentuk-bentuk umum tertentu dari cara penarikan
konklusi yang absah, dan menghindari kesalahan-kesalahan yang biasa
dijumpai.
- Kita
dapat memperpanjang rangkaian penalaran itu untuk menyelesaikan
problem-problem yang lebih kompleks.
Segi teoritis, belajar logika tidak hanya belajar bagaimana menalar dengan
benar, melainkan juga mengenal bentuk-bentuk penarikan kesimpulan yang absah
(dan bentuk lainnya yang tidak absah). Dalam melakukan penalaran atau penarikan
kesimpulan, kita akan menggunakan beberapa kalimat atau pernyataan dalam
prosesnya. Untuk itu, berikut ini akan dibahas tentang beberapa macam kalimat
yang digunakan dalam penalaran logika.
a. Kalimat dan pernyataan
Sebelum membahas tentang pernyataan, akan kita bahas terlebih dahulu apa
yang disebut kalimat. Kalimat adalah rangkaian
kata yang disusun menurut tata bahasa dan mengandung arti. Dalam logika
matematik hanya dibicarakan kalimat-kalimat yang berarti menerangkan (kalimat
deklaratif), yang juga disebut pernyataan. Pernyataan mungkin
bernilai benar saja atau bernilai salah saja. Benar atau salahnya sebuah
pernyataan disebut nilai kebenaran pernyataan itu, dan ditentukan oleh realitas
yang dinyatakannya atau kesepakatan terdahulu. Logika yang akan kita bahas
adalah logika matematik dua nilai, yaitu nilai BENAR (B) dan nilai
SALAH (S).
Pernyataan yang hanya menyatakan pikiran tunggal dan tidak mengandung kata
hubung kalimat disebut pernyataan sederhana atau pernyatan primer atau
pernyataan atom. Sedangkan pernyataan yang terdiri atas satu atau lebih
pernyataan sederhana dengan bermacam-macam kata hubung kalimat disebut
pernyataan majemuk atau pernyataan komposit.
Nilai kebenaran suatu pernyataan majemuk ditentukan oleh nilai kebenaran
setiap pernyataan sederhana yang dikandungnya dan cara menghubungkan
pernyataan-pernyataan sederhana itu, dan bukan oleh keterkaitan isi
pernyataan-pernyataan sederhana tersebut.
Dalam logika matematika, suatu pernyataan umumnya disimbolkan dengan huruf
kecil a, b, c, . . . atau p, q, r, . . . atau kadangkala digunakan huruf besar
A, B, C, . . . atau P, Q, R, . . . , sedangkan nilai benar disimbolkan ”B” atau
“1 (satu)” dan nilai salah disimbolkan dengan “S” atau “0 (nol)”.
b. Variabel, konstanta, dan parameter
Variabel adalah simbol yang menunjukkan suatu anggota yang
belum spesifik dalam semesta pembicaraan. Konstanta adalah
simbol yang menunjukkan anggota tertentu yang sudah spesifik dalam semesta
pembicaraan. Sedangkan parameter adalah variabel penghubung
antara beberapa variabel.
Perhatikan contoh kalimat matematika: “4 + x = 9”. Pada
kalimat tersebut 4 dan 9 adalah konstanta,
sedangkan x adalah variabel. Selanjutnya perhatikan contoh
kalimat matematika: x = r cos t, y = r sin t, x2 + y2 =
r2. Pada contoh tersebut x dan y adalah variabel-variabel, t adalah
variabel penghubung antara x dan y, dan t adalah parameter,
sedangkan r adalah konstanta.
c. Kalimat terbuka dan
kalimat tertutup
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum/tidak dapat
ditentukan nilai kebenarannya. Dalam matematika, kalimat terbuka bisa
berbentuk persamaan (kalimat terbuka yang menggunakan tanda
“=”) atau berbentuk 2 pertidaksamaan (kalimat terbuka yang
menggunakan tanda ≠, < , > , <, atau > ).
Contoh:
1) x + 5 = 8 , kalimat terbuka yang
berbentuk persamaan
2) x2 – 3 < 6, kalimat
terbuka yang berbentuk pertidaksamaan
Kalimat tertutup adalah kalimat yang sudah dapat ditentukan
nilai kebenarannya (benar atau salah). Dalam matematika, kalimat tertutup bisa
berbentuk kesamaan (kalimat tertutup yang menggunakan tanda
“=”) atau berbentuk ketidaksamaan (kalimat tertutup yang
menggunakan tanda ≠, < , > , <, atau > ).
Contoh:
1) 4 + 5 = 8, kalimat tertutup
yang berbentuk kesamaan, yang bernilai salah.
2) 52 + 3 > 10, kalimat
tertutup yang berbentuk ketidaksamaan, yang bernilai benar
3) Surabaya ibu kota Jawa Timur, kalimat
tertutup yang bernilai benar
4) Kerajaan Singosari terletak di Jawa
Tengah, kalimat tertutup yang bernilai salah.
d. Kata hubung kalimat
Dalam logika, dikenal beberapa kata hubung kalimat untuk membentuk
pernyataan majemuk yang berasal dari satu atau lebih pernyataan sederhana. Ada
lima macam kata hubung kalimat dalam logika, yaitu: negasi, konjungsi,
disjungsi, kondisional, dan bikondisional.
1) Negasi (Ingkaran atau penyangkalan)
Perhatikan pernyataan: “Ita adalah mahasiswa UPI ”. Bagaimana
negasi/ ingkaran pernyataan tersebut? Anda dengan mudah dapat menjawab: “Ita
bukan mahasiswa UPI”. Jika pernyataan semula bernilai benar maka
negasinya bernilai salah, dan sebaliknya.
Jadi, negasi suatu pernyataan adalah pernyataan
yang bernilai salah jika pernyataan semula benar, dan sebaliknya.
2) Konjungsi
Perhatikan pernyataan: “Fia anak yang
rajin dan pandai”, maka dalam pernyataan itu berarti:
a) Ani anak yang rajin, dan
b) Ani anak yang pandai.
Pernyataan seperti “Ani anak yang rajin
dan pandai” disebut pernyataan konjungsi. Jadi, jika dua buah
pernyataan dihubungkan dengan “dan” adalah pernyataan majemuk yang
disebut konjungsi. Kata hubung “dan” disimbolkan
dengan “∧”. Konjungsi pernyataan p dan q ditulis p ∧q, dan dibaca p dan q.
3) Disjungsi
Perhatikan dua pernyataan berikut:
a) “Toni adalah mahasiswa UPI atau
seorang atlit sepak bola”.
b) “Saya lahir di Bandung atau di
Jakarta”.
Jika kita lihat kedua pernyataan tersebut,
maka kita bisa melihat bahwa kedua pernyataan tersebut mempunyai kesamaan dan
perbedaan.
Kesamaannya adalah kedua pernyataan tersebut mempunyai
kata penghubung “atau” dan disebut pernyataan disjungtif.
Perbedaannya adalah pernyataan pertama terdiri dari dua
pernyataan yang mungkin dua-duanya benar, sedangkan pernyataan kedua terdiri
dari dua pernyataan yang tidak mungkin dua-duanya benar.
Pernyataan pertama merupakan contoh disjungsi
inklusif, sedangkan pernyataan kedua merupakan contoh disjungsi
eksklusif.
4) Kondisional
Perhatikan pernyataan: “Jika kamu
rajin belajar, maka kamu lulus ujian”. Kalimat yang berbentuk
“Jika …. maka …..” disebut kalimat kondisional atau implikasi. Pernyataan “Jika
p maka q” ditulis sebagai “p→q”.
5) Konvers, Invers dan Kontraposisi
Perhatikan suatu implikasi: “Jika kamu
rajin belajar maka kamu lulus ujian”. Jika pernyataan tersebut
bernilai benar, bagaimana nilai kebenaran pernyataan berikut ini?
a) Jika kamu lulus ujian maka kamu rajin
belajar
b) Jika kamu tidak rajin belajar maka kamu
tidak lulus ujian
c) Jika kamu tidak lulus ujian maka kamu
tidak rajin belajar
Bilamana implikasi “Jika kamu rajin
belajar maka kamu lulus ujian” disimbolkan dalam bentuk p → q, maka
kalimat 1 , 2, dan 3 di atas dapat disimbolkan menjadi:
a) q → p yang
disebut konvers dari implikasi p → q.
b) ¬p → ¬q yang
disebut invers dari implikasi p → q.
c) ¬q → ¬p yang
disebut kontraposisi dari implikasi p → q.
6) Bikondisional/Biimplikasi
Jika kita memiliki implikasi p → q bernilai
benar dan q → p juga bernilai benar maka
dapat dibentuk biimplikasi p ↔ q yang juga
bernilai benar.
Pernyataan p ↔ q dibaca:
a)
p jika dan hanya jika q atau disingkat p jhj q
b) p bila dan hanya bila q atau disingkat p bhb q
c) p syarat perlu dan cukup untuk q
d) q syarat perlu dan cukup untuk p
e) Jika p maka q dan
jika q maka p.
7) Kuantor
Kata “semua” atau “setiap” disebut kuantor
umum atau kuantor universal dan disimbolkan dengan ∀ atau ( . ). Jadi
“semua x” ditulis ∀x atau (x).
Kata “ada” atau “beberapa” disebut kuantor
khusus atau kuantor eksistensial dan disimbolkan dengan ∃. Jadi “ada x” atau “beberapa x “
ditulis ∃x.
∀x dibaca untuk semua x
berlakulah …….
∃x dibaca ada x sedemikian
hingga ………
Perhatikan kalimat: ”x + 3 = 5” adalah
suatu kalimat terbuka, atau kalimat yang belum dapat ditentukan nilai
kebenarannya. Jika kita tambahkan kuantor pada kalimat tersebut diperoleh:
a) ∀x . x + 3 = 5, merupakan kalimat tertutup yang
bernilai salah.
atau
b) ∃x . x + 3 = 5, merupakan kalimat tertutup yang
bernilai benar.
8) Premis dan Argumen
Premis adalah suatu pernyataan yang bernilai
benar, dianggap benar atau disepakati kebenarannya. Premis dapat berupa: aksioma,
hipotesis, definisi, dalil/teorema atau pernyataan yang sudah
dibuktikan sebelumnya.
Argumen adalah kumpulan dari satu atau beberapa
premis beserta kesimpulan/konklusinya yang diambil secara sahih/valid.
bagus sekali..
ReplyDeletehttp://blog.binadarma.ac.id/novrihadinata