Bagi guru yang kesehariannya berhadapan dengan anak didi tentu sudah sering menemukan karakter anak yang bergerak terus dan tidak bisa diam sehingga timbul stigma negatif sebagai anak nakal yang seolah berbanding lurus dengan kemampuan yang tidak optimal disekolah sehingga timbul stigma lain sebagai anak yang tidak pandai atau bahkan bodoh.
Pada kondisi demikian, sebenarnya anak tersebut mengalami gangguan konsentrasi dan tidak ada yang bisa dilakukan dengan kemampuan intelejensia mereka. Anak yang mengalami gangguan konsentrasi umum tampak sangat mudah terganggu, impulsif, selalu tampak gelisah atau terlalu aktif, dan memiliki kesulitan untuk bertahan melakukan suatu tugas. Beberapa anak malah cenderung tampak melamun, dan sulit untuk mengikuti instruksi atau sulit mengendalikan dirinya sendiri.
Ada beberapa tipe anak dengan gangguan pemusatan perhatian (GPP):
- Inattentiveness (Tidak memperhatikan), Anak yang inattentive sering kehilangan perhatian, mudah terganggu, sering tampak melamun, atau kehilangan konsentrasi dengan cepat. Ada juga anak inattentive yang tampak diam dan berperilaku baik, tapi sering tidak dapat menerima materi dan kehilangan hal-hal penting dalam proses belajarnya, sehingga tanpa disadari mereka juga akan mengalami kesulitan belajar.
- Impulsiveness (Impulsivitas), Anak yang impulsif tidak pernah memikirkan konsekuensi dari tindakannya. Mereka cenderung suka memukul, lari, melukai, kehilangan kontrol atau merusak barang-barang, senang melakukan sesuatu hal yang dilarang.
- Hiperactivity (Hiperaktivitas), Anak tampak selalu sibuk, selalu aktif, selalu berlari, atau selalu bergerak. Mereka sering mengalami sulit tidur, tidak pernah kehabisan energi, sulit untuk duduk tenang, selalu bergerak, gelisah atau melompat. Anak yang benar-benar hiperaktif sangat sulit untuk rileks dan hanya dapat konsentrasi dalam jangka waktu yang sangat pendek, biasanya ketika sedang melakukan hal-hal yang disukai seperti menonton televisi, bermain komputer atau dalam situasi tertentu.
- Distractibility (Sangat mudah terganggu) Anak yang distractible sangat sulit untuk bertahan melakukan suatu tugas tertentu, sangat mudah terganggu meskipun oleh suara yang pelan, ada orang yang lewat, atau hal-hal yang menurutnya menarik. Mereka dapat bekerja dan bermain dengan baik jika hanya ada sedikit orang dan situasinya tenang.
- Disorganization (Tidak teratur), Anak kesulitan untuk mengendalikan diri mereka sendiri, mudah lupa, sering kehilangan barang-barang miliknya, dan seringkali bingung. Anak yang memiliki kesulitan dalam pengendalian diri tampak bingung untuk berpakaian sendiri atau berceceran ketika makan.
- Social difficulties (Kesulitan sosial), Anak mengalami kesulitan dalam interaksi sosial, sulit untuk memiliki waktu yang tepat untuk merasa cocok dengan teman. Kondisi mereka yang impulsif dan disorganisasi membuat mereka tidak mau mengikuti aturan dan tidak mengikuti norma sosial yang mengatur interaksinya dengan orang lain.
- Difficulties with coordination, learning problem (Kesulitan koordinasi, masalah belajar) ,Anak yang mengalami kesulitan perhatian biasanya juga mengalami gangguan dalam aspek lain, termasuk kemampuan motorik kasar maupun halus, atau mengalami kesulitan dalam belajar, misalnya kesulitan membaca, menulis atau berhitung.
Berikut beberapa yang perlu dilakukan dan hal-hal yang perlu dihindari yang dapat membantu melatih anak untuk memusatkan perhatian.
Yang perlu dilakukan
- Dapatkan perhatian mereka terlebih dahulu - gunakan kontak mata dan sentuhan untuk mendapat perhatian mereka.
- Memberi contoh yang sederhana dan jelas - satu ’tugas/pesan/instruksi’ dalam satu waktu, pastikan dia memahami apa yang kita sampaikan.
- Mendemonstrasikan perilaku yang diminta
- Melakukan kegiatan secara rutin dan terstruktur
- Mendampingi anak pada waktu transisi
- Membuat aturan yang jelas
- Memberi penghargaan ketika anak melakukan perbuatan yang diharapkan
- Lebih banyak membimbing daripada memaksa
- Memberi kesempatan untuk melakuan instruksi
- Membangun kepercayaan diri
Yang perlu dihindari
- Berteriak
- Memukul
- Konfrontasi
Sumber :
Majalah 1000guru Edisi ke-1
Desember 2010/Januari 2011
No comments:
Post a Comment
Terima kasih untuk comment dengan bahasa yang baik dan sopan