lazada indonesia

Pembelajaran Kooperatif


Terdapat banyak definisi dari Pembelajaran Kooperatif / Cooperative Learning yang disampaikan oleh para ahli diantaranya :
  1. pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen . Slavin dalam Isjoni (2009: 15) 
  2. pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15)
  3. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Sugiyanto,(2010: 37)
  4. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka,
  5. komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok ,Arif Rohman (2009: 186).
gambar : wytr33.wordpress.com
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan siswa-siswa yang berbeda latar belakangnya, baik prestasi, jenis kelamin, latar belakang etnik untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota maksimal. Namun pembelajaran kooperatif ini berbeda dengan belajar kelompok/belajar bersama pada umumnya, Anita Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan menunjukkan pendidik mengelola kelas lebih efektif. 
Agus Suprijono (2009: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang
untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
  2. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
  3. Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
  4. Interpersonal skill (komunikasi antaranggota)
  5. Group processing (pemrosesan kelompok)
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
  • Tujuan yang paling penting dari model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Slavin (2005)
  • Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan norma-norma yang proakademik di antara para siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa Wisenbaken (Slavin, 2005)
Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif
Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif meliputi :
  1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “ tenggelam atau berenang bersama”;
  2. para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau siswa lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
  3. para siswa harus berpendapat bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
  4. para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.
  5. para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
  6. para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar
  7. setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Kendala dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif ini memiliki
kelemahan  diantaranya :
  • Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu;
  • Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai;
  • Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan
  • Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
Namun kendala yang paling utama dari model pembelajaran kooperatif ini seperti didenisikan oleh Slavin (Miftahul, 2011: 68) adalah :
  1. Free Rider, adalah beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya mereka hanya “mengekor” saja apa yang dilakukan oleh teman-teman satu kelompoknya yang lain.
  2. Diffusion of responsibility, suatu kondisi di mana beberapa anggota yang dianggap tidak mampu cenderung diabaikan oleh anggota-anggota lain yang “lebih mampu”.
  3. Learning a Part of Task Specialization,  Materi dibagi kepada anggota kelompok, namun pembagian semacam ini sering kali membuat siswa hanya fokus pada bagian materi lain yanng dikerjakan oleh kelompok lain hampir tidak dihiraukan sama sekali, padahal semua materi tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Guru dapat melakukan beberapa faktor untuk mengatasinya yaitu sebagai berikut :
  1. mengenakan sedikit banyak karakteristik dan level kemampuan siswanya
  2. selalu menyediakan waktu khusus untuk mengetahui kemajuan setiap siswanya dengan mengevaluasi mereka secara individual setelah bekerja kelompok, dan yang paling penting
  3. mengintegrasikan metode yang satu dengan metode yang lain.


Dikutip : Dari berbagai sumber



No comments:

Post a Comment

Terima kasih untuk comment dengan bahasa yang baik dan sopan