lazada indonesia

Artikel Tentang Ujian Nasional

gambar : rakyatsulsel.com
Ujian nasional yang dimulai beberapa tahun yang lalu menimbulkan pro dan kontra baik dari tokoh pendidikan, pemerhati pendidikan, orang tua siswa bahkan dari para politisi. Tak sedikit yang memberi penilaian negatif mengingat tidak sedikit masalah yang timbul sebagai efek dari penyelenggaraan UN ini, mulai dari siswa yang stress ketika
menghadapi UN, Siswa yang dikucilkan karena orang tuanya mengungkap kecurangan dalam pelaksanaan UN maupun komunitas guru yang di teror setelah membeberkan beberapa kecurangan dalam UN, Penyebaran soal yang tidak serentak dibeberapa daerah di Indonesia dll.
Timbul dalam benak penulis sebuah pertanyaan, "Apakah seburuk itukah kebijakan untuk menyelenggarakan UN sehingga muncul masalah-masalah yang membuat legitimasi kebijakan perlu dipertanyakan ? " dan "Mengapa pemerintah dalam hal ini Kemendiknas bersikukuh untuk tetap melaksanakan UN ? apakah sebegitu pentingkah UN ini sehingga mesti tetap dilaksanakan walaupun langit akan runtuh ?".
Dalam post ini penulis akan coba paparkan sisi positif dan negatifnya pelaksanaan UN ini, sebagai berikut :

SISI POSITIF
Seperti pernah saya ulas dipost yang lain bahwa pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam aplikasinya pendidikan memerlukan satu variable yang penting yaitu indikator keberhasilan dan kegagalan dalam proses pendidikan tersebut.
Indikator inilah yang sebenarnya menjadi poin yang krusial dalam sebuah proses. Dalam proses belajar mengajar, indikator yang biasa dipakai adalah berupa deretan angka yang menunjukan seorang peserta didik dianggap telah berhasil atau perlu mengulang misalnya nilai 6 dalam skala 10 dinyatakan berhasil, dan nilai 4 dalam skala yang sama dianggap perlu mengulang. Angka inilah yang dibutuhkan oleh pemerintah dalam hal ini kemendiknas sebagai indikator keberhasilan siswa atau nilai standar kelulusan yang disyaratkan.
Memang bisa masuk akal juga argumentasi pemerintah untuk menyelenggarakan UN yaitu untuk memberi penilaian atas keberhasilan peserta didik yang dinyatakan oleh deretan angka hasil UN ditambah komponen lain. Sebagai ilutrasi, seorang yang melamar kerja untuk mengisi jabatan tertentu, secara lahiriah kemampuannya sudah tidak perlu disangsikan, namun dibanyak perusahaan dituntut harus lulusan sekolah tertentu yang dibuktikan dengan adanya  surat tanda tamat belajar atau ijazah. Pada dunia pendidikan juga demikian, seorang anak didik mendapat nilai 8 dalam mata pelajaran tertentu, maka nilai inilah yang menjadi indikator bahwa anak tersebut dinyatakan lulus dan pada nilai berapa seorang anak didik akan dinyatakan lulus.

SISI NEGATIF
Selain sisi positif diatas, terdapat pula sisi negatif, diantaranya ;
  1. Mengurangi kewenangan sekolah dalam hal ini guru untuk menentukan kelulusan siswa peserta didik yang didasarkan pada penilaian atas siswa baik kemampuan akademis maupun perilaku sehari-hari.
  2. Standar kelulusan yang digunakan oleh pemerintah bersifat mutak dan sama diseluruh penjuru tanah air, baik perkotaan maupun pedesaan, pulau jawa dan diluar pulau jawa. Sebagai ilustrasi, seorang siswa yang berada diperkotaan dengan fasilitas pembelajaran yang lengkap dibandingkan dengan siswa yang berada dipelosok yang memiliki fasilitas sangat terbatas. Secara awam tentunya kondisi ini akan sedikit tidak adil apabila standar kelulusan diberlakukan sama.
  3. Pendidikan bukan hanya membina siswa dari sisi akademisnya saja melainkan juga mengembangkan sisi non akademis berupa perilaku, etika, keterampilan , life skill serta potensi atau bakat yang dimiliki, seorang siswa yang nilai matematika 10 pasti akan dinyatakan lulus meskipun penilaian atas perilakunya tidak memuaskan, atau sebaliknya seorang siswa yang nilai matematikanya 2 pasti akan dinyatakan tidak lulus meskipun dia memiliki potensi dibidang seni atau olah raga yang sangat membanggakan.
Demikian penulis sampaikan, mudah mudahan sisi positif dan negatif pelaksanaan UN ini dapat dijadikan inspirasi untuk merumuskan metode evaluasi yang diharapkan dapat menggambarkan keberhasilan sebuah proses pembelajaran yang dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang paripurna secata akademis maupun non akademis.


3 comments:

Terima kasih untuk comment dengan bahasa yang baik dan sopan