Pada survey yang dilakukan Transparency.org, sebuah badan independen dari 146 negara, tercatat data 10 besar Negara di dunia yang dinyatakan sebagai negara terkorup dan Indonesia menepati posisi ke 5 setelah negara Kamerun. Sementara di kancah asia pasifik, Indonesia menepati peringkat pertama sebagai negara terkorup (http://forum.detik.com). Korupsi di negeri ini seolah telah menjadi darah daging yang melekat tak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Upaya KPK dalam memberantas korupsi sepertinya tidak akan pernah menemui ujung apabila mata rantai korupsi ini tidak dipotong.
gambar : edukasi.kompas.com |
Pendidikan anti korupsi adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang kritis terhadap nilai-nilai anti korupsi. Dalam proses tersebut, maka Pendidikan Antikorupsi bukan sekedar media bagi transfer pengalihan pengetahuan(kognitif) namun juga menekankan pada upaya pembentukan karakter (afektif) dan kesadaran moral dalam melakukan perlawanan (psikomotorik) terhadap penyimpangan perilaku korupsi.
Penanaman Sikap Anti Korupsi Dengan Pelajaran Matematika
Linda dan Eyre (1997) dalam makalah Bambang Suhardo yang berjudul Intregitas Nilai-Nilai Moral dalam Pendidikan Matematika menjelaskan bahwa nilai moral adalah perilaku yang diyakini banyak orang sebagai benar dan sudah terbukti tidak menyulitkan orang lain bahkan sebaliknya dapat memudahkan orang lain dalam berinteraksi dengan sesamanya. Matematika itu sendiri terdiri dari rationalis, objectivism, control, progress, mystery and openness. Sedangkan pendidikan matematika dapat menanamkan nilai-nilai accuracy, clarity, conjecturing, consistency, creativity, effective organition, efficiebt working, enjoyment, flexibility, open mindedness, persistence, dan systematic working. Bertrand Russel (1970), menulis, “Matematika memang mengandung kebenaran dan keindahan yang dingin dan sederhana tanpa memancing reaksi dan jeratan yang memukau seperti lukisan atau musik; namun kebenaran matematika demikian bening dan murni.
Demikian pula sejarah telah mencatat tokoh-tokoh matematika seperti Pythagoras, Al-Khawarizmi, Hipasus, dan lainya yang menemukan konsep-konsep matematika. Mereka memiliki kepribadian yang sederhana, tangguh dan sabar.
matematika mengajarkan bahwa sesuatu yang bernilai benar akan terlihat benar dan sesuatu yang salah jelas terlihat salah, maka nilai kejujuran terkandung jelas dalam pelajaran matematika.
Kesimpulan
Pelajaran matematika mengandung nilai-nilai moral yang mengajarkan bagaimana beretika baik dalam hidup yaitu berupa kejujuran (accuracy), kesederhanaan, ketangguhan, kesabaran dan hukum sebab akibat. Sikap inilah yang harus ditanamkan pada siswa sebagai sikap antikorupsi. Sehingga dapat disimpukan bahwa penanaman sikap antikorupsi dapat melalui pelajaran matematika, digambarkan secara jelas bahwa matematika mengandung nilai-nilai moral yang berupa kejujuran, kekesederhanaan, ketangguhan, dan hukum sebab akibat. Nilai-nilai moral tersebut dapat ditanamkan sebagai sikap penentangan terhadap perilaku korup. sikap-sikap itulah yang harus ditanamkan pada siswa melalui pelajaran matematika.
sumber :
No comments:
Post a Comment
Terima kasih untuk comment dengan bahasa yang baik dan sopan